1. Gaya bahasa : Repitisi
Iklan produk : Teh Sari Wangi
Kalimat
: Mari Ngeteh Mari Berbicara.
Gaya bahasa repitisi digunakan pada iklan teh sariwangi. Menurut
keraf (2010:127) repitisi merupakan pengulangan kata baik suku kata maupun kata pada kalimat
dengan yujuan member penekanan. Repitisi ditunjukkan pada kalimat mari ngeteh mari bicara. Berdasarkan
kalimat tersebut terdapat pengulangan kata mari.
Penggulangan kata pada majas yang digunakan menjadi penegas kata bahwa
sariwangi akan mudah di ingat oleh pembelinya.
2. Gaya bahasa : Paradoks
Iklan produk : Margarin
Kalimat :Kasih ibu memang tak hingga, tapi kini
cukup seribu untuk mengungkapkannya.
Gaya bahasa paradoks digunakan pada iklan Margarin. Paradoks
adalah cara penekanan penuturan yang sengaja menambilkan pertentangan di
dalamnya Nurgiyantoro (2005:300). Paradoks pada iklan margarin terdapat pada
kalimat Kasih ibu memang tak hingga, tapi kini cukup seribu untuk
mengungkapkannya. Kalimat ini bertentangan dari sebuah kebiasaan contoh ini
mempertentangkan antara kasih ibu yang tidak terhingga dengan cara
mengungkapkan kasih ibu yang hanya bisa diberikan dengan seribu rupiah. Padahal
lazimnya sesuatu yang tidak terhingga adalah hasil pengorbanan yang besar.
Penggunaan gaya bahasa inipada iklan margarine mengajak dan mengimbau para
pembeli untuk memakai margarine, karena denga harga seribu rupiah sudah seperti
merasakan kasih saying ibu.
3. Gaya bahasa : Aliterasi
Iklan produk : Rexona Men
Kalimat
: Aku, Kotaku, Ok lagi!
Gaya bahasa Aliterasi adalah gaya bahasa yang menyamakan bunyi
dan irama (Keraf, 2010:133). Aliterasi terdapat pada iklan Rexona Men yaitu
pada kalimat Aku, Kotaku, Ok lagi! .
Pada kalimat tersebut terdapat kesamaan bunyi dan irama yang ditimbulkan oleh
konsonan “K” sehingga menghasilkan musikalitas tuturan.
0 komentar:
Posting Komentar