Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris
communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya
dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama
ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang
dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.
Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang
dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat
dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang
dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan social, budaya, pendidikan, dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Akan tetapi, studi aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industry dan revolusi teknologi elektronik, setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, film, radio, televise, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu(science).
Diantara para ahli sosiologi, ahli psikologi, dan ahli politik di amerika serikat, yang menaruh minat pada perkembangan komunikasi adalah Carl I Hovland yang menurut beliau ilmu komunikasi adalah “ upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.
Definisi Hovland diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attiude) yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).
Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan diatas.
Unsur-unsur komunikasi
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat
dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip
paradigm yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The structure and function of Communication
in society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell
diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan itu, yakni :
·
Komunikator (communicator, source, sender)
·
Pesan (message)
·
Media (channel, media)
·
Komunikan (communicant, communicate,
receiver, recipient)
·
Efek (effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigma
lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Lasswell menghendaki
agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap unsur diteliti
secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis penelitian mengenai pers, radio, televise,
film dan media lainnya disebut media analysis penyelidikan mengenai
pesan dinamai content analysis, audience
analysis studi khusus tentang komunikan sedangkan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang
ditimbulkan oleh komunikasi. Demikian kelengkapan unsur komunikasi menurut
Harold Lasswell yang mutlak harus ada dalam setiap prosesnya.
Bagaimana menyalurkan ide
melalui komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya
komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar
pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si
pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi
yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan
seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan
dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi
suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui
tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
·
Ide (Gagasan) => Si
Sender
·
Perumusan : Dalam
perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
·
Penyaluran
(Transmitting) : Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan
symbol, atau isyarat dsb
·
Tindakan : Dalam
tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi
dilaksanakan.
·
Pengertian : Dalam
pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi
ide si receiver.
·
Penerimaan :
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerja
sama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina
koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan
tujuan organisasi.
Agar tercapai
koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya
komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan
kerjasama benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu keputusan adalah
rasional secara sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir
dicoba dengan sengaja oleh individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah
rasional secara organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan
individual.
Pengambilan keputusan
juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir
dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari
adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau
lingkungan organisasi.
Hambatan-hambatan komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.
Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang
melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang
bisa merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi
perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.
1.
Gangguan
Ada
dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik.
a. Gangguan
mekanik (mechanical, channel noise)
Yang dimaksudkan dengan gangguan mekanik
adalah gangguan yang disebabkan saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Sebagai contoh, ialah gangguan suara ganda
(interferensi) pada pesawat radio disebabkan dua pemancar yang berdempetan
gelombangnya, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, atau
huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik, atau halaman
yang sobek pada surat kabar.
Termasuk gangguan mekanik pula adalah bunyi
mengaung pada pengeras suara atau riuh hadirin atau bunyi kendaraan lewat
ketika seseorang
berpidato dalam suatu pertemuan.
b. Gangguan
semantik (semantik noise)
Gangguan jenis bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke
dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai
pengertian suatu istilah atau konsep yang tedapat pada komunikator, akan lebih
banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah
pengertian.
Pada hakikatnya orang-orang yang terlibat
dalam komunikasi menginterprestasikan bahasa yang menyalurkan suatu pesan
dengan berbagai cara, karena itu mereka mempunyai pengertian yang berbeda.
Seorang komunikan mungkin menerima suatu pesan dengan jelas sekali, baik secara
mekanik maupun secara phonetic – secara fisik berlaku dengan keras dan jelas –
tetapi disebabkan kesukaran pengertian (gangguan semantik) komunikasi menjadi
gagal.
Semantik adalah pengetahuan mengenai
pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata.
Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang
berlainan. Ini disebabkan dua jenis pengertian mengenai kata-kata ada yang
mempunyai pengertian denotatif dan ada yang mempunyai pengertian konotatif.
Pengertian denotatif (denotative meaning) adalah pengertian suatu perkataan yang lazim
terdapat dalam kamus yang secara umum diterima oleh orang-orang dengan bahasa
dan kebudayaan yang sama.
Pengertian konotatif(connotative meaning) adalah pengertian yang bersifat emosional
latar belakang dan pengalaman seseorang.
Sebagai contoh, secara denotatif semua orang
akan setuju, bahwa anjing adalah binatang yang berbulu, berkaki empat. Secara
konotatif, banyak orang yang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang
setia, bersahabat dan panjang ingatan. Tetapi untuk orang-orang lainnya, per
kataan anjing mengkonotasikan binatang yang menakutkan dan berbahaya.
Perkataan demokrasi secara konotatif untuk
bangsa amerika lain dengan untuk bangsa rusia, lain pula dengan untuk bangsa
Indonesia dan banyak contoh lain. Karena itu bahasa merupakan komponen penting
dalam komunikasi, sebab dengan adanya faktor konotasi tersebut komunikasi bisa
gagal.
2.
Kepentingan
Interest
atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada
hubungannya dengan kepentingannya. Apabila kita tersesat dalam hutan dan
beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih
memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan daripada
lainnya. Andaikata dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara
makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan memilih makanan. Berlian
baru akan diperhatikan kemudian. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian
kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah
laku kita akan merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak
bersesuaian atau bertentangan dengan
suatu kepentingan.
Setiap peraturan yang dikeluarkan,
apakah itu mengenai perburuhan, perkawinan, kurikulum baru, dan sebagainya ada
saja yang merasa dirugikan. Pihak yang berkepentingan biasanya tidak mengajukan
tanggapan dengan alas an yang sungguh-sungguh, tetapi seringkali mengetengahkan
argumentasi dan alasan tersembunyi (disguised argumentation and reasons).
3.
Motivasi Terpendam
Motivation
atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan dan kekurangan
seseorang berbeda dengan orang lainya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
ketempat, sehingga karenanya motivasinya itu berbeda dalam intensitasnya.
Demikianlah pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima
dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai
dengan motivasinya. Dalam pada itu sering kali pula terjadi seorang komunikator
tertipu oleh tanggapan komunikan yang seolah olah tampaknya khusu (attentive)
menanggapinya, sungguhpun pesan komuikasi tak bersesuaian dengan motivasinya. Tanggapan semu dari komunikan itu tentunya
mempunyai motivasi terpendam. Mungkin sekali seorang pegawai seolah-olah
menanggapi komunikasi dari atasannya secara attentive, kendati pun ada yang tak
disetujuinya. Hal itu dilakukannya mungkin sekali karena si pegawai itu
berkeinginan naik pangkat, ingin menyenangkan hati atasannya, dan lain
sebagainya.
4.
Prasangka
Prejudice
atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa
sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan
komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas
dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Emosi seringkali
membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata bagaimanapun,
oleh karena sekali prasangka itu sudah mencekam, maka seseorang tak akan dapat
berpikir secara objektif dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai
secara negatif. Sesuatu yang objektif pun akan dinilai negatif. Prasangka bukan
saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan
juga terhadap agama, pendirian politik, kelompok, pendek kata suatu perangsang
yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.
Suatu
pidato yang disusun dengan baik dengan dibumbu fatwa-fatwa agama oleh seorang
yang pernah atau diduga tersangkut dalam peristiwa G-30-S/PKI akan ditanggapi
dengan prasangka oleh khalayak, kendati pun pidato itu menceritakan hal-hal
yang benar.
Seorang
politikus yang di suatu tempat mengemukakan suatu analisis yang ternyata
meleset, akan ditanggapi dengan penuh prasangka apabila ia kembali berpidato di
tempat tersebut.
Contoh
berikutnya adalah dari sebuah eksperimen. Dua kelompok murid sekolah dilatih
untuk suatu pertunjukan. Kelompok pertama terdiri dari anak-anak orang kaya,
kelompok dari anak-anak buruh rendah. Kelompok kedua terdiri dari anak-anak
buruh rendah dilatih sedemikian rupa, sehingga tidak ada kesalahan, sedangkan
kelompok anak-anak orang kaya disengaja untuk membuat kesalahan. Setelah
pertunjukan selesai, para penonton diminta menilai kelompok mana yang membuat
kesalahan. Kebanyakan menjawab, bahwa anak-anak buruh rendah yang berbuat
kesalahan yang paling banyak. Hal ini menunjukan , bahwa dalam menilai suatu
pun berlaku rasa simpati dan tidak simpati. Like and dislike. Jadi terdapat
prasangka bahwa anak-anak orang kaya tak dapat berbuat lebih banyak kesalahan
daripada anak buruh rendah.
Klasifikasi Komunikasi dalam
Organisasi
- Dari segi sifatnya :
Komunikasi Lisan
Komunikasi
lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau
peralatan yang membatasi mereka. Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau
lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang
tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti
telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si
pembicara dengan lawan bicara.
Komunukasi Tertulis
Komunikasi
tertulis adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa
adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat,
jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan
dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
Komunikasi tertulis juga
dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum
dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah,
buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan
spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol
verbal bahasa
merupakan pencapaian
manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa
yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis. Menurut
Pitfield, komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara,
konsultasi bersama dan pidato
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi
non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan
tidak menggunakan kata-kata.
- Dari segi arahnya :
Komunikasi keatas
Porsi
ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan komunikasi ke baawah. Berbeda
dengan komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas mengalir dari orang pada
hierarki yan lebih rendah kejenjang yang lebih tinggi. Misalnya,
dalam bentuk kotak sara,pertemuan kelompok, pengaduan, dan sebagainya.
Komunikasi kebawah
Mengalir
dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjangyang lebih rendah.
Misalnya dalam bentuk instruksi, memoresmi, prosedur, pedoman kerja,
pengumuman, dan sebagainya.
Komunikasi diagonal
Menunjukan
hubungan-hubungan dengan orang-orang yang mempunyai status lebih tinggi atau lebih
rendah dalam departemen-departemen lain.
Komunikasi horizontal
Merupakan
pertimbangan utama dalam desain organisasi,namun organisasi yang efektif
memerlukan juga komunikasi horizontal yang sangat perlu bagi koordinasi dan
integrasi dari beraneka ragam fungsi keorganisasian. Misalnya, komunikasi antar
produksi dan pemasaran dalam organisasi bisnis, dsb.
Komunikasi satu arah
Pemberitahuan
gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik).
Komunikasi Dua Arah
Berbicara
dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi.
- Dari segi lawannya :
Komunikasi Satu Lawan Satu
Berbicara
dengan lawan bicara yang sama banyaknya
Contoh:berbicara melalui telepon
Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
Berbicara
antara satu orang dengan suatu kelompok.
Contoh: kelompok warga
menginterogasi maling.
Kelompok Lawan Kelompok
Berbicara
antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai politik.
- Dari segi keresmian :
Komunikasi formal
Komunikasi
yang memperhitungkan tingkat ketepatan, keringkasan, dan kecepatan komunikasi.
Menurut Chruden dan Sherman, komunikasi formal itu dapat berupa komunikasi
tertulis dari manajemen, komunikasi tertulis dari pegawai, dan komunikasi tatap
muka.
Komunikasi informal
Komunikasi
informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi , akan
tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi .
Fungsi komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan
kelompok informal , penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat
seperti isu , gosip , atau rumor .
Hasil Analisanya
Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan
sehari-hari dalam menyampaikan pesan atau rangsangan (stimulus) yang terbentuk
melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama
lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon
pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan
sang “receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang
dikirimkan oleh “source” (komunikator).
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama, atauCommunico, communicatio dan communicare yang berarti membuat sama (make to common). Dapat pula keadaan biasa, membagi, hubungan atau kontak. Adapun secara terminologiskomunikasi merupakan suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami.
Untuk lebih memahami tentang definisi komunikasi, berikut ini merupakan definisi komunikasi yang dipaparkan oleh para ahli dan penulis, diantaranya sebagai berikut :
Dale S. Beach
Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari
orang yang satu kepada orang yang lainnya.
Wexley dan Yukl
Komunikasi adalah penyampaian informasi diantara dua orang
atau lebih.
Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada
penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber
kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka.
Dale Yoder dan Paul D. Staudohar
Komunikasi adalah kekuatan yang mengikat bersama orang-orang
dari suatu organisasi.
Pitfield
Komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses menyampaikan
pikiran seseorang atau orang-orang kepada seseorang atau orang-orang lain.
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi
merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan
balasannya.
Forsdale
Forsdale menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication
is the process by which a system is established, maintained and altered by
means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah
suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan
bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Feldman dan Arnold
Komunikasi adalah Pertukaran informasi diantara orang-orang.
Edwin Emery
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap
seseorang kepada orang lain.
Karfried Knapp
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan
sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non
verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung atau tatap muka
atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).
Dari berbagai definisi yang dipaparkan oleh para ahli dan penulis di atas, dapat disimpulkan bahwa subtansi dari komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan baik individu mau pun soaial, melalui berbagai saluran tertentu baik secara langsung atau tidak langsung dengan tujuan memberikan dampak kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1.Who?(siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan:
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikankomunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama, atauCommunico, communicatio dan communicare yang berarti membuat sama (make to common). Dapat pula keadaan biasa, membagi, hubungan atau kontak. Adapun secara terminologiskomunikasi merupakan suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami.
Untuk lebih memahami tentang definisi komunikasi, berikut ini merupakan definisi komunikasi yang dipaparkan oleh para ahli dan penulis, diantaranya sebagai berikut :
Dale S. Beach
Wexley dan Yukl
Gerald R. Miller
Everett M. Rogers
Dale Yoder dan Paul D. Staudohar
Pitfield
Colin Cherry
Forsdale
Feldman dan Arnold
Edwin Emery
Karfried Knapp
Dari berbagai definisi yang dipaparkan oleh para ahli dan penulis di atas, dapat disimpulkan bahwa subtansi dari komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan baik individu mau pun soaial, melalui berbagai saluran tertentu baik secara langsung atau tidak langsung dengan tujuan memberikan dampak kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1.Who?(siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan:
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikankomunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
Sebuah
ide di salurkan melalui Komunikasi
Seseorang
yang sedang berada di dalam satu organisasi pasti berhak menyampaikan ide nya
untuk kemajuan organisasi yang di ikutinya, dalam hal ini ide akan dapat
diterima jika beberapa hal sebagai berikut dalam berkomunikasi :
- Ide
Ide yang bagus dan sesuai
dengan apa yang sedang butuhkan pasti akan diterima.
- Perumusan
Jika ide itu disampaikan dengan
kata-kata yang bisa meyakinkan orang lain dengan perumusan yang baik
pasti ide yang kita salurkan dapat di terima.
- Penyaluran
Ide yang kita sampaikan bisa
menggunakan berbagai cara penyaluranya bisa dengan media slide, gambar, tulisan
dan lain2 yang menarik yang memungkinkan ide yang kita sampaikan dapat diterima
dengan baik.
- Tindakan
Setelah kita menyampaikan ide
dan ide kita diterima dengan baik. Maka harus ada tindakan yang sesuai dengen
apa yang kita inginkan sesuai ide kita dengan tindakan yang baik.
- Pengertian
Dalam pengertian ini disini
kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
- Penerimaan
Ide kita akan diterima oleh
orang orang sekitar kita dengan berbagai cara, tergantung penyampaian dalam
berkomunikasi kita.
Dalam membina kerja sama dalam kelompok inilah yang nantinya
digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah
yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.
Agar
tercapai koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu sangat penting
dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga
koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu
keputusan adalah rasional secara sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana
terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja oleh individu atau organisasi, dan
suatu keputusan adalah rasional secara organisasional bila keputusan diarahkan
ke tujuan-tujuan individual.
Pengambilan
keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam
akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan
dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan
atau lingkungan organisasi.
Cara
Mengatasi Hambatan Komunikasi
Untuk
dapat mencari hasil komunikasi yang efektif yaitu yang tepat sasaran dan tujuan
adalah dengan cara menghindari hambatan-hambatan komunikasi yang sudah
disebutkan. Secara spesifik, beberapa ketrampilan yang juga perlu dimiliki dan
dikembangkan sebagai prasyarat bagi komunikasi yang efektif, adalah:
1.Mengatasi
hambatan individu
- Agar persepsi antara
pengirim dan penerima sama maka setiap informasi hendaknya dijelaskan
secara rinci .
- Apabila komunikator dalam
keadaan membela diri atau dalam keadaan emosi baik keduanya ataupun hanya
salah satu komunikator, tetapi apabila masing-masing menyadari untuk
saling memperhatikan informasi yang dikirim maka pengertian beritanya
tetap sama.
- Setiap anggota organisasi
yang berkomunikasi sebaiknya jangan menggunakan kata-kata asing yang tidak
dimengeti apabila terpaksa menggunakan kata0kata asing, pengirim harus
yakin bahwa pengertian kata tersebut juga dimengeti oleh penerima.
- Meskipun pengirim berita
adalah orang yang tidak dipercayai atau isi berita merupakan hal yang
sulit untuk dipercaya, tetapi penerimaharus tetap berpikir positif
sehingga berita yang diterima tetap memiliki arti yang sama dengan yang
dimaksud oleh pengirim.
2. Mengatasi hambatan organisasional
- Setiap anggota
organisasi baik sebagai manajer tingkat atas, menengah, dan bawah maupun
yang tidak mempunyai kedudukan, apabila mengadakan komunikasi satu dengan
yang lain hendaknya tanpa mengingat kedudukan masing-masing. Konsentrasi
hanya pada informasi yang disampaikan oleh masing-masing pihak.
- Menggembangkan dan
menggunakan saluran-saluran informasi formal di semua direksi.
- Manajer harus mendukung
penggunaan saluran multiple termasuk komunkasi-komunikasi formal dan
komunikasi nonformal.
- Struktur harus sesuai
dengan kebutuhan komunikasi.
Jadi
dalam suatu proses komunikasi pasti seringkali akan timbul
hambatan-hambatan yang tidak diinginkan. Seperti persepsi yang berbeda,
salah dalam mendengarkan, dalam penyampaian tidak menggunakan kata-kata yang
sesuai, dan sebagainya.
KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Dari segi sifatnya :
Komunikasi dalam organisasi atau
perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya penyampaian pesan atau
perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward
communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar
anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication).
Secara sederhana, komunikasi adalah proses
penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam
berkomunikasi, kita menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain.
Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan
yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel
(saluran), kemudian diterima oleh penerima.
0 komentar:
Posting Komentar